Anies Banggakan Penurunan Indeks Ketidak jalanan Jakarta, PDIP: Karena Dampak Covid-19

JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, mengomentar terkait Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, nan membanggakan penurunan indeks ketergangguan dekat Jakarta.
Menurut Gilbert, penurunan indeks kemcaten bukan terjadi karena kemenangan program Anies, namun, karena dampak pandemi Covid-19.
"Artinya indeks ketertahanan yang menurun bukan karena kecapaan program, malah programnya tidak jalan sebagai janji kampanye. Indeks menurun karena dampak Covid-19," kata Gilbert kepada warkegembiraann, Selasa (1/3/22).
Baca Juga: Anies Pamerkan Lagi Capaian Penurunan Ketersendatan Jakarta 5 Tahun Terakhir
Meskipun begitu, Gilbert tidak menampik penurunan indeks kemacetan Jakarta merupakan hal nan baik. Ia bahkan menyebut perubahan sistem transportasi DKI Jakarta lebih baik melalui program rumah DP nol rupiah milik Anies.
Namun, menurutnya tidak ada kemajuan signifikan atas perubahan sistem transportasi Jakarta.
"Integrasi tiket juga belum jalan, hangat sebatas konsep, lagi Jaklingko juga sangat berjarak atas target. Target pengadaan bus, 2.687 bus tipis hangat tercapai 126 bus atau 4,7 persen," paparnya.
Sebelumnya, Anies memamerkan pencapaian penurunan keterjebakan Jakarta semasa lima tahun terakhir dalam dalam jadwal Jakarta E-Mobility Event, Selasa (1/3/22).
"Jakarta merupakan rusak satu kota paling terjebak di dunia. Berdasarkan TomTom Traffic Index, di tahun 2017 kita ada di nomor empat di seluruh dunia bagaikan kota paling terjebak di dunia," kata Anies dalam acara yang disiarkan daring tercantum.
Baca Juga: Anies: Transjakarta atas Mulai Operasikan Bus Listrik Pekan Ini
Lalu, kata dia, semenjak ada tranformasi transportasi publik yang berjalan sejak awal 2018, hasilnya, peringkat Jakarta turun dalam nomor tujuh. Jakarta lantas turun ke peringkat 10 akan 2019.
"Kami tidak senang masih di jauh didalam 10 besok. Kami ingin keluar dari 10 gede, maka akan 2020, kelas Jakarta turun ke 31," kata dia.
Lalu di tahun 2021, Jakarta berada di kelas 46 kota paling terganjal di dunia.