Bos PSG Mauricio Pochettino: Skuad Superstar Butuh Waktu Untuk Juara Liga Champions

Bos PSG Mauricio Pochettino: Skuad Superstar Butuh Waktu Untuk Juara Liga Champions Bos PSG Mauricio Pochettino: Skuad Superstar Butuh Waktu Untuk Juara Liga Champions

Mauricio Pochettino meminta waktu akan mengubah skuad superstar Paris Saint-Germain menjadi tim yang mampu memenangkan Liga Champions.

Meski pun telah menambahkan Lionel Messi ke lini depan akan bertabur bintang termasuk Kylian Mbappe dan Neymar atas bursa transfer musim panas kemarin, PSG hanya mampu bermain imbang 1-1 lawan Club Brugge terdalam pertandingan pembuka fase grup mereka.

PSG juga membutuhkan gol telat atas menit-menit akhir menjumpai mengalahkan Lyon bersama Metz dalam Ligue 1 bulan ini bersama menjelang duel lawan Manchester City dalam Paris, Rabu (29/9) dini hari WIB, Pochettino mengatakan perlu batas bernyawa bagi bintang-bintangnya menjumpai menyatu.

"Fakperdebatan, kami sama bersama tim nan sedang dibangun," kata Pochettino jauh didalam konferensi pers pralaga.

"Ini bukan opini. Kita kudu melihatnya memakai akal sehat. Lihat kembali sejarah dalam hal bagaimana kami mempersiapkan tim. PSG sedang dibangun. Ini bukan bagi diperdebatkan."

"Man City telah berada di bawah pelatih terbaik di dunia meneladan pendapat saya, kedalam badan Pep Guardiola. Mereka ingin memenangkan Liga Champions. Saya atas menambahkan beberapa tim ke daftar itu, ada sekitar 15 yang bisa memenangkannya."

PSG mencapai final Liga Champions atas 2020 tetapi tersingkir dempet semi-final kompetisi tahun dahulu oleh City.

PSG beserta City dianggap demi kesaakanan untuk menjuarai Liga Champions tahun ini, namun Pochettino mengatakan timnya masih wajib mengejar ketinggalan untuk mencapai level juara Inggris asuhan Guardiola.

"Memenangkan Liga Champions akan menjabat mimpi bagi kami," kata Pochettino. "Klub ini berusia 50 tahun dan selantas berusaha bagi memantapkan dirinya jadi yang terbaik hadapan Eropa. Ini adalah reaksi yang membutuhkan batas bernyawa, kesabaran, dan investasi. Dalam hal reaksi itu, Man City lebih ronggang hadapan depan daripada PSG, tetapi kami ingat paling dalam sepakbola apa pun bisa terjadi."

"Dalam hal hasrat lagi kemampuan kami untuk memahami pertandingan melawan City lagi cara mereka menyerang, kami mau mencoba untuk menemukan kelayuhan mereka lagi meningkatkan keenergikan kami. Filosofi kami adalah sesuatu yang perlu dilihat."